Belajar Aksara Jawa, Tahapan ꦧꦼꦭꦗꦂ Belajar Manuskrip.
7 January 2024 | 158 kali
Fitur By : Nanang Purwono
Omahaksara.id: Surabaya (7/1/24) – Seperti namanya, Museum Pendidikan. Tempat ini menjadi ajang belajar yang nyaman dan menyenangkan. Bertaman teduh karena berpayung pohon pohon lindung, yang terpadu dengan sungai Kalimas bagai ꦠꦩꦤ꧀ꦱꦫꦶ Taman Sari alami.
Apalagi taman ini dikombinasi dengan bangunan kolonial eks villa yang menghadap ke Sungai. Perpaduan alami dan ciptaan peradaban manusia ini melahirkan ꦄꦼꦏ꧀ꦱꦺꦴꦠꦶꦏ eksotika yang indah dipandang mata dan lingkungan yang nyaman dirasa.
Itulah lingkungan ꦩꦸꦱꦺꦪꦸꦩ꧀ꦥꦼꦤ꧀ꦝꦶꦣꦶꦏꦤ꧀ Museum Pendidikan Surabaya. Tidak sekedar memberikan wahana sejarah pendidikan, tapi sekaligus memberi ruang dan tempat untuk belajar.
Taman tamannya, yang lengkap dengan meja kursi besi, menjadi ajang bercengkrama hingga berdiskusi. Ada beberapa set meja kursi besi, yang sengaja disiapkan, untuk bersantai dan belajar secara ꦩꦼꦂꦣꦺꦏ merdeka.
Tempat ini memang dimanfaatkan oleh warga ꦯꦸꦫꦨꦪ Surabaya untuk rekreasi edukatif. Sejarah edukasi tersaji di dalam gedung utama, yang dulunya adalah sebuah villa yang bernama Rivierzight (riverview).
Gedung Rivierzight ini adalah gedung utama di mana di dalamnya terdapat ꦏꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦱꦶꦩꦸꦱꦺꦪꦸꦩ꧀ koleksi museum. Sementara sebuah gedung lainnya ada di sebelah Timur, masih digunakan sebagai ruang seperti kelas. Sedangkan satu ruang paling kecil berada di sisi Barat bangunan museum.
Ruang ini tampaknya merupakan ruang ꦥꦼꦂꦥꦸꦱ꧀ꦠꦏꦄꦤ꧀ perpustakaan karena terdapat banyak buku yang ditata rapi. Juga ada foto foto Surabaya tempo yang ditata rapi di dinding ruangan. Ada dua pintu masuk. Satu menghadap sungai (utara) dan lainnya menghadap ke jalan (barat).
Melihat bangku beton di depan pintu masuk sisi Timur yang berdebu sepertinya tempat ini jarang dijamah pengunjung. Terlalu sayang jika tempat dan ruangan yang bagus ini hanya menjadi ꦥꦗꦔꦤ꧀ pajangan yang hanya bisa dilihat dari luar kaca ruangan.
Lepas dari apa yang dipajang di dalam ruangan, taman taman alami baik di depan gedung utama maupun yang ada di tepian sungai Kalimas menawarkan ꦱꦸꦮꦱꦤꦄꦱꦿꦶ suasana asri untuk belajar.
Melihat dan mengamati potensi tempat ini, lingkungan Museum Pendidikan ini menjadi pilihan kegiatan belajar mengajar (sinau) Aksara Jawa. Kegiatan sinau ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa ini relevan dengan semangat museum yang tidak hanya menyimpan koleksi, tetapi juga untuk melakukan kajian kajian, khususnya terkait dengan benda benda koleksi yang beraksara Jawa.
Bahwa salah satu jenis dari koleksi museum adalah manuskrip. ꦩꦤꦸꦱ꧀ꦏꦿꦶꦥ꧀ Manuskrip, yang merupakan salah satu dari 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK), perlu dipelajari oleh publik melalui kajian kajian yang melibatkan publik. Selain itu bahasa (aksara Jawa) juga merupakan objek Pemajuan Kebudayaan.
ꦏꦸꦫꦠꦺꦴꦂ Kurator museum, Agus M.T. mengatakan bahwa kegiatan belajar Aksara Jawa di lingkungan Museum Pendidikan adalah wujud aktualisasi dari tahapan mempelajari koleksi Manuskrip.
“Saya setuju ada kegiatan belajar Aksara Jawa di Museum Pendidikan karena ini menjadi cara belajar Manuscript”, jelas Agus M.T. yang ditemui di kantornya di Tugu Pahlawan beberapa hari sebelumnya.
Kegiatan belajar Aksara Jawa ini diadakan oleh komunitas budaya dan Aksara Jawa Surabaya, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni. Komunitas ini bergerak khusus di bidang Aksara Jawa untuk melanjutkan upaya Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, pada pasca penggunaan Aksara Jawa pada perkantoran pemerintah di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya.
Menurut founder Puri Aksara Rajapatni, Ita Surojoyo, pembelajaran Aksara Jawa ini dibuat santai dan menyenangkan sambil menikmati keasrian taman yang ada. (nanang PAR)