Aturan penulisan tembung lingga atau kata dasar.
- Kata dasar ditulis apa adanya, tidak dengan merangkap aksaranya. Misalnya:
- ꦠꦸꦤ(tuna) tidak ditulis ꦠꦸꦤ꧀ꦤ(tunna),
- ꦮꦤꦶ(wani) tidak ditulis ꦮꦤ꧀ꦤꦶ (wanni)
- ꦱꦼꦫꦠ꧀ (sêrat) tidak ditulis ꦱꦼꦫ꧀ꦫꦠ꧀ (sêrrat)
- ꦊꦔ (lênga) tidak ditulis ꦊꦁꦔ (lêngnga)
- ꦧꦚꦪ (banyu) tidak ditulis ꦧꦤ꧀ꦚꦪ(bannyu)
- ꦢꦲꦤ (dahana) tidak ditulis ꦢꦃꦲꦤ(dahhana)
- Adapun: ꦫꦲꦪꦸ(rahayu). Meskipun bukan kata dasar juga tidak ditulis: ꦫꦃꦲꦪꦸ (rahhayu). Karena berasal dari kata: ꦲꦪꦸ (hayu), mendapat awalan: ꦫ (ra).
- Kata dasar yang memiliki tiga suku kata berawal suku kata terbuka. Meskipun di awal kata dasar tersebut menggunakan sandangan pepet, tetap ditulis apa adanya. Misalnya:
- ꦤꦒꦫ(nagara) tidak ditulis ꦤꦼꦒꦫ
- ꦱꦭꦏ(salaka) tidak ditulis ꦱꦼꦭꦏ
- ꦮꦠꦫ(watara) tidak ditulis ꦮꦼꦠꦫ
- ꦩꦤꦮ(manawa) tidak ditulis ꦩꦼꦤꦮ
- ꦩꦣꦪ(badhaya) tidak ditulis ꦩꦼꦣꦪ
- Kata dasar yang memiliki tiga suku kata berawal suku kata tertutup berakhir aksara hidung, ditulis seperti pengucapannya. Misalnya:
- ꦕꦼꦩ꧀ꦥꦸꦫꦶꦠ꧀(cêmpurit),
- ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦒ(têmbaga),
- ꦱꦼꦩ꧀ꦧꦢ(sêmbada),
- ꦊꦁꦒꦤ(lênggana),
- ꦗꦼꦩ꧀ꦥꦤ(jêmpana).
- ꦭꦩ꧀ꦥꦶꦠ(lampita),
- ꦱꦁꦱꦫ(sangsara).
- Suku kata yang bukan suku kata terakhir tidak bisa menggunakan pepet layar, apabila tidak diberi keret dan hanya boleh diberi layar.
Misalnya:- ꦢꦽꦏꦸꦏꦸ(drêkuku) bukan ꦢꦼꦂꦏꦸꦏꦸ
- ꦒꦽꦗꦶ(grêji) bukan ꦒꦼꦂꦒꦗꦶ
- ꦮꦂꦤ(warna) bukan ꦮꦼꦂꦤ
- ꦮꦂꦠ(warta) bukan ꦮꦼꦂꦠ
- Kecuali kata-kata asing yang akan ditonjolkan. Misalnya:
- ꦓꦸꦥꦼꦂꦤꦸꦂꦗꦺꦤ꧀ꦢꦿꦭ꧀ (gupêrnur jendral)
- ꦥꦿꦺꦴꦱꦺꦱ꧀ꦥꦼꦂꦧꦭ꧀ (prosès pêrbal)
- Dalam satu kata, pasangan ꦕ(ca) dan ꦗ(ja), tidak boleh ada di bawah aksara ꦤ(na). Aksara ꦤ(na) harus berubah menjadi aksara ꦚ(nya), misalnya:
- ꦮꦚ꧀ꦕꦶ(wanyci) bukan ditulis ꦮꦤ꧀ꦕꦶ
- ꦗꦚ꧀ꦗꦶ(janyji) bukan ditulis ꦗꦤ꧀ꦗꦶ
- Kata: ꦏ꧀ꦭꦥ(klapa), tidak ditulis ꦏꦭꦥ (kalapa), kata ꦧ꧀ꦭꦸꦢꦿꦸ (bludru) tidak ditulis ꦧꦭꦸꦢꦿꦸ (baludru) dan lain sebagainya. Tetapi apabila diperlukan misalnya untuk mengejar guru lagu pada penulisan tembang, boleh dituliskan ꦏꦭꦥ (kalapa), ꦧꦭꦺꦴꦢꦿꦸ(baludru).
- ꦢꦺꦴꦚ (donya) serta (ꦱꦺꦴꦚ (sonya), ditulis menggunakan taling tarung (o), bukan menggunakan suku (u).
- Kata asing yang sudah digunakan (diserap) dalam kata Jawa, penulisannya berdasarkan pengucapan kata asing tersebut, misalnya:
- ꦧꦒꦱꦶ (bagasi), dari Bagage.
- ꦒꦫꦱꦶ (garasi)
- ꦭꦺꦣꦼꦁ
Sumber : Wewaton Sriwedari 1926