Aksara Jawa Menjadi ꦕꦼꦫꦶꦠ Cerita Wisatawan Eropa.

30 January 2024 | 75 kali
Fitur By : Nanang Purwono

Omahaksara.id: Surabaya (30/1/24) – Salah satu escort Kapal Pesiar AIDA Cruise, Marina Huppmann (gadis Jerman) ikut turun ke darat mengawal Program Surabaya Sightseeing Tour. Paket Tour ini adalah salah satu dari beberapa paket tour selama mendarat di Surabaya. Setidaknya selain menjelajah kota Surabaya, bus bus yang dikelola oleh local operator, Panorama JTB, ini juga menjelajah  Tretes, Bromo dan Trowulan. Total bus ada 28.

Jumlah itu belum termasuk tamu tamu, yang menjelajah tempat ꦮꦶꦱꦠ wisata secara mandiri dan dihandle oleh travel biro lainnya. Menurut Marina, total penumpang dalam kapal pesiar ini tidak kurang dari 2000 penumpang.

Foto group di kawasan kota lama Surabaya. Foto: nanang PAR/omahaksara.id

“Saya tidak menduga dapat penjelasan di luar yang dinarasikan seperti dalam paket ini. Saya belajar banyak tentang ꦯꦸꦫꦨꦪ Surabaya. Surabaya adalah kota pelabuhan pertama dalam kunjungan ke Indonesia”, jelas Marina menjelang bus masuk kembali ke pelabuhan.

Dalam briefing yang dilakukan oleh Local Tour Operator pada Senin malam di Siola (Disbudporapar), petugas JTB berpesan kepada semua guide agar tidak menambah dan mengurangi tempat ꦠꦼꦩ꧀ꦥꦠ꧀ꦮꦶꦱꦠ tempat wisata yang sudah dijadwalkan. 

Selama ini obyek obyek wisata di Surabaya seolah tidak ada penambahan. Seolah olah tidak ada yang baru di Surabaya, yang layak dipersembahkan kepada para wisatawan. Mungkin ada, tapi belum layak untuk didatangi oleh para ꦮꦶꦱꦠꦮꦤ꧀ wisatawan, yang bersifat eksklusif ini.

Atau, sebetulnya memang ada, tapi berita potensi ini tidak sampai kepada tour operator. Tour operator  ꦏꦥꦭ꧀ꦥꦼꦱꦶꦪꦂ   Kapal Pesiar Aida ini justru berharap jika ada masukan masukan positif untuk pengembangan pariwisata di Surabaya, termasuk lokasi lokasi di kota Surabaya.

Pada kesempatan Surabaya Sightseeing Tour pada 30 Januari 2024, tidak semua tamu memperoleh cerita yang baru. Mereka terpaku pada informasi yang telah dituliskan dalam bentuk brosur. Kreativitas ꦩꦼꦩꦤ꧀ꦝꦸ memandu (guide) memang perlu dan semua tergantung pada keterampilan dan kemampuan masing masing pemandu wisata (guide).

Di bis nomor 21 misalnya, pandunya mampu menjelaskan sesuatu yang berbeda dengan  lainnya. Mulai dari awal tour, pemandunya mulai menginformasikan tentang ꦏꦶꦱꦃꦏ꧀ꦭꦱꦶꦏ꧀ kisah klasik Surabaya, yang fakta sejarahnya memang ada. Bermula dari cerita klasik dan berakhir hingga cerita masa pembangunan sekarang dan mendatang.

Diurai secara kronologis dan sebab akibat, akhirnya para tamu terpancing untuk mengikut kisah cerita selanjutnya. Cerita ini adalah tentang kisah ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ Aksara Nusantara. Dari kisah Aksara Nusantara, kemudian masuk ke cedita bagaimana Pemerintah Kota Surabaya berupaya membumikan Aksara Jawa.

Cerita tentang aksara jawa ini membuat para tamu ingin mengikuti cerita sampai tuntas. Secara fisik, Sang pemandu sengaja masuk pada cerita uang gobog ꦩꦗꦥꦲꦶꦠ꧀ Majapahit yang gambarnya di display di Museum BI De, Javasche Bank.

Aksara Jawa di Balai Kota mendapat perhatian dari Wisatawan. Foto: nanang PAR/omahaksara.id

Dari De Javasche Bank, cerita Aksara Jawa berlanjut ke Balai Kota dan gedung DPRD Kota Surabaya. Di halaman ꦠꦩꦤ꧀ꦱꦸꦂꦪ Taman Surya, para wisatawan menengok ke atas memperhatikan Aksara Jawa. Sebagian yang pegang kamera HP atau kamera, langsung mengarahkan kameranya ke atas gedung dan membidik Aksara Jawa yang berbunyi Balai Kota.

Membidik Aksara Jawa di atas Balai Kota. Foto: nanang PAR/omahaksara.id

Untuk memperkuat eksistensi Aksara Jawa, Sang Pemandu menjelaskannya lagi berdasarkan bukti otentik pada media Arca Joko Dolog dan Signage Aksara Jawa di ꦠꦩꦤ꧀ꦄꦥ꧀ꦱꦫꦶ  Taman Apsari.

Berangkat dengan media Aksara Jawa (kuna) pada Arca Joko Dolog, yang merupakan perwujudan Raja Singasari terakhir , ꦏꦽꦠꦤꦴꦒꦫ Kertanagara, Sang pemandu membuat para wisatawan percaya bahwa memang ada peradaban kuno di Jawa, yang sudah mengenal Aksara. 

Memperhatikan Aksara Jawa Kuna pada inskripsi Joko Dolog. Foto: nanang PAR/omahaksara.id

Buktinya adalah inskripsi pada lapik Arca Joko Dolog. Inskripsi ini mendapat perhatian wisatawan. Mereka dengan seksama memperhatikan detail ꦒꦸꦫꦠꦤ꧀ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶ guratan prasasti yang memang indah.

Menyimak narasi tentang Joko Dolog. Foto: nanang PAR/omahaksara.id

Setelah dari Arca Joko Dolog, pada spot terakhir ini, mereka diajak melihat aksara Jawa lebih dekat. Posisinya ada di ꦠꦩꦤ꧀ꦄꦥ꧀ꦱꦫꦶ Taman Apsari. Mereka semakin antusias bertanya tentang Aksara Jawa. Mengakhiri kunjungan wisata di Surabaya ini ditandai dengan foto group bersama di depan Signage Aksara Jawa.

Taman Apsari dalam Aksara Jawa menjadi kenang kenangan wisatawan. Foto: nanang PAR/omahaksara.id

Kata Marina, meski tamu tamu dari Eropa ini hanya setengah hari di ꦯꦸꦫꦨꦪ Surabaya, mereka sudah dapat cerita banyak, cerita yang tidak ada dalam brosur wisatanya.

“Thank you for sharing and I learn a lot about Surabaya”, pungkas Marina di penghujung program wisata kota Surabaya. (nanang PAR).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *