Revitalisasi: Menata ꦏꦩ꧀ꦥꦸꦁꦧꦼꦭꦤ꧀ꦝ Kampung Belanda Surabaya yang Visioner.

6 January 2024 | 84 kali
Sejarah By : Nanang Purwono

Omahaksara.id: Surabaya (6/1/24) – Pemerintah Kota Surabaya pada awal tahun ini, 2024, akan melakukan ꦫꦺꦮ꦳ꦶꦠꦭꦶꦱꦱꦶ revitalisasi kawasan Kampung Eropa. Kampung Eropa Surabaya, sesuai dengan batas wilayah Stad van Soerabaja, hanya sekitar 4 – 5 hektar.

Jalan Jembatan Merah salah satu koridor Kampung Eropa Surabaya. Foto: nanang PAR/omahaksara.id

Batas wilayahnya di ꦠꦥꦭ꧀ꦧꦠꦱ꧀ tapal batas Selatan adalah Jalan Cendrawasih dan Jalan Merak. Pada batas Selatan ada Jalan Krembangan Timur. Batas Utara di Jalan Garuda. Sedangkan batas Timur adalah sungai Kalimas.

Luasan area Kampung Eropa Surabaya. Foto: doc nanang PAR/omahaksara.id

Di dalam batas area ini, ꦏꦺꦴꦠꦧꦼꦂꦠꦺꦩ꧀ꦧꦺꦴꦏ꧀ kota bertembok, masih terdapat bangunan bangunan dari abad 20, 19 dan bahkan abad 18 ! Ada tiga zaman peradaban bangunan. Koridor utamanya adalah Jalan Rajawali dan Jalan Jembatan Merah, dimana disana terdapat gedung gedung raya dan indah.

Gerbang kota bagian selatan di era VOC. Foto: nanang PAR/omahaksara.id

Dari areal Kampung Eropa ini, mana dan apa yang akan menjadi titik konsentrasi program revitalisasi ?

Berikut pandangan terhadap ꦫꦺꦮ꦳ꦶꦠꦭꦶꦱꦱꦶ revitalisasi itu. Berkaca dari fakta di daerah lain, baik di dalam negeri maupun mancanegara, sungai dengan penunjangnya telah menjadi daya tarik wisatawan. Misalnya Kali Besar dengan Jembatan Angkat (Ophaalbrug) di Jakarta dan Jembatan Angkat (Magere brug) di sungai Amstel Belanda.

Jembatan Angkat Intan di Kali Besar jakarta. Foto: nanang PAR/omahaksara.id
Jembatan Angkat di Kaizergraght, Amsterdam. Foto: nanang PAR/omahaksara.id

Dari pengamatan penulis, kedua ꦗꦼꦩ꧀ꦧꦠꦤ꧀ꦏꦸꦤ jembatan kuno ini menjadi perhatian wisatawan. Keberadaan mereka masih intact (in situ pada posisinya).

Di Jembatan Magere Brug di atas Sungai Amstel, Amsterdam. Foto: nanang PAR/omahaksara.id

Kota Surabaya pernah memiliki Jembatan Angkat serupa yang dalam perkembangannya menjadi ꦗꦼꦩ꧀ꦧꦠꦤ꧀ꦩꦺꦫꦃ Jembatan Merah sebagai mana kita sekarang. Secara fisik, jembatannya ini  berevolusi dan berubah sesuai zaman.

Tapu dari segi nama, jembatan yang sudah mulai ada sejak awal abad 19 ini bernama Jembatan Merah, jembatan berwarna merah atau Roodebrug. Karena berwarna merah (karena cat dasar meni), jembatan ini konsisten bernama ꦗꦼꦩ꧀ꦧꦠꦤ꧀ꦩꦺꦫꦃ Jembatan Merah (d/h Roodebrug).

Sekarang, jembatan yang asalnya berkonstruksi kayu itu berubah menjadi konstruksi beton.

Dalam rangka revitalisasi kawasan Kampung Eropa, diharapkan revitalisasi oleh Pemerintah ꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪ Kota Surabaya ini bisa berkelanjutan lama ke depan (visioner). Tidak sesaat. Lama, yang bisa memberi dampak edukasi, ilmu pengetahuan, budaya dan pariwisata, sehingga membawa arti pada makna revitalisasi.

Lantas bagian sungai mana yang perlu mendapat sentuhan dalam revitalisasi ini?

Adalah ruas Kalimas mulai dari batas Jembatan Merah Plaza (batas utara) hingga batas Gedung Kantor Notaris (batas selatan). Ruas sungai ini meliputi depan (timur) Taman Sejarah, Jembatan Merah dan depan gedung gedung tua di jalan Jembatan Merah.

Ruas sungai Kalimas pada bagian ini sangat ꦧꦼꦂꦱꦼꦗꦫꦃ bersejarah bagi Kota Surabaya. Selain menyimpan sejarah keberanian pejuang Surabaya yang membuat tewasnya AWS Mallaby hingga ke kembali ke belakang mengenai peradaban kota Surabaya di abad 14 hingga awal abad 20. Ruas sungai ini adalah saksi perkembangan peradaban kota Surabaya.

 

Treatment  Apakah dan Bagaimanakah?

Ruas sungai dari batas Jembatan Merah (Utara/ hingga belakang Gedung Kantor Notaris (Selatan) harus ditata dan dibenahi sehingga sungai menjadi wajah kota lama surabaya. Lukisan karya pelukis Johannes Rach dari 1750 menunjukkan bahwa bagian ini adalah wajah kota Soerabaia (gezigt van Soerabaia).

Lukisan Johannes Rach menggambarkan wajah Kota Surabaya dipandang dari Timur menghadap ke Barat..Foto: col nanang PAR/omahaksara.id

Untuk menambah dan menunjang spot ruas sungai ini perlu tindakan yang serius dan bervisi panjang ke depan. Selain penataan ꦧꦤ꧀ꦠꦫꦤ꧀ bantaran sungai (barat dan timur), di atas ruas sungai ini perlu dibangun replika Jembatan Angkat kayu seperti jembatan kayu asli di Jakarta dan Amsterdam.

ꦗꦼꦩ꧀ꦧꦠꦤ꧀ꦫꦺꦥ꧀ꦭꦶꦏ Jembatan Replika ini tidak harus fungsional yang bisa dioperasionalkan buka dan tutup, tapi cukul bisa dilewati seperti Jembatan Intan di Jakarta. Jembatan Replika ini cukup bisa dilewati dan sebagai aksesoris yang atraktif di Kalimas Kota Tua Surabaya

Secara fungsional Jembatan Angkat Replika ini bisa untuk menghubungkan kawasan ꦧꦫꦠ꧀ꦏꦭꦶꦩꦱ꧀ Barat Kalimas (Kampung Eropa) dan kawasan ꦠꦶꦩꦸꦂꦏꦭꦶꦩꦱ꧀ Timur Kalimas (Kampung Pecinan).

Untuk itu, lahan bantaran Kalimas sisi timur bisa ditata menjadi lahan parkir kendaraan pengunjung. Dari tempat parkir itu, pengunjung bisa melewati Jembatan Replika

Papan nama jalan untul kawasan Kampung Eropa. Sebuah gagasan. Foto: omahaksara.id

ini ke Kawasan Kampung Eropa. Di atas jembatan ini, pengunjung bisa melihat keindahan Kota Eropa sambil memandang ke utara melihat Jembatan Merah.

Kuliner di halte Kampung Eropa Surabaya.Foto: nanang PAR/omahaksara.id

Setelah menyeberangi Jembatan Kayu Replika ini, pengunjung bisa menikmati kuliner di halte yang disulap menjadi kawasan kuliner dengan menu menu pilihan khas kota Surabaya.

Dari tempat inilah pengunjung sambil kulineran, mereka bisa menikmati Jalan Jembatan Merah dengan gedung gedung kolonial indah dan menikmati suasana sungai Kalimas yang sudah benderang ꦕꦲꦪꦭꦩ꧀ꦥꦸ cahaya lampu dengan perahu perahu wisata seperti di Venesia.

Apakah mungkin menata Kota Eropa Surabaya seperti itu? Sangat mungkin. (nanang PAR)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *