Rajapatni Sampaikan Kepada Dubes India Tentang Repatriasi ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶꦥꦸꦕꦔꦤ꧀ Prasasti Pucangan.
13 February 2024 | 177 kali
Sejarah By : Nanang Purwono
Omahaksara.id: Surabaya (13/2/24) -ꦣꦸꦠꦧꦼꦱꦂ Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty, melakukan teleconference dengan sejumlah jurnalis Surabaya pada Senin malam (12/2/24). Teleconference ini difasilitasi oleh Ketua Yayasan Spins International School Surabaya. Sandeep Chakravorty belum setahun menjabat sebagai Dubes India untuk Indonesia. Sandeep terhitung mulai menjadi Dubes India untuk Indonesia sejak Agustus 2023.
Untuk mengetahui suara dari ꦯꦸꦫꦨꦪ Surabaya, melalui teleconference inilah, Sandeep mulai menjaring pengetahuan. Selanjutnya jika dirinya bertandang ke Surabaya, Sandeep sudah memiliki bekal pengetahuan. Dalam teleconference itu, banyak diwarnai dengan konten budaya, mulai dari hiburan TV hingga prasasti.
Salah satu jurnalis, yang diundang pada teleconference malam itu, adalah dari komunitas budaya ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni, mewakili portal budaya Aksara Jawa, Omahaksara.id.
Pada kesempatan itu, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ menanyakan kepada Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty, tentang upaya pemulangan batu prasasti asal Jawa Timur, Prasasti Pucangan, yang kini tersimpan di Museum India di Calkuta. Karena prasasti ini berada di kota Calkuta, prasasti ini diberi nama Calcuta Stone.
Berpindahnya prasasti, dengan nama asal ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶꦥꦸꦕꦔꦤ꧀ Prasasti Pucangan, ke India terjadi saat Inggris berkuasa di Nusantara antara tahun 1811-1816. Kala itu, Gubernur Jenderal Inggris di India, Gilbert Elliot Murray Kynynmound atau yang dikenal dengan Lord Minto, menunjuk Thomas Stamford Raffles menuju Jawa dengan jabatan Letnan Gubernur.
Raffles kemudian membawa 2 prasasti, yakni ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶꦥꦸꦕꦔꦤ꧀ Prasasti Pucangan dan Prasasti Sangguran untuk disimpan di kediaman Lord Minto di India. Kini Prasasti Pucangan dengan nama baru Calcuta Stone masih berada di India. Sementara Prasasti Sanguran dibawa ke kediaman Lord Minto di Scotland.
Dalam teleconference, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni menyampaikan kepada Dubes Sandeep tentang upaya pemerintah Indonesia melalui Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI dalam upaya pemulangan Prasasti Pucangan ke Tanah Air.
jurnalis Puri Aksara Rajapatni menyampaikan bahwa prasasti ini sangat penting bagi Jawa Timur, Indonesia karena menuliskan tentang kisah raja ꦍꦂꦭꦁꦒ Airlangga sebagai pahlawan dengan gambaran sifat baik yang ada pada dirinya. Airlangga menjadi sebuah patrun yang patut dicontoh.
Sementara itu ꦲꦶꦭ꧀ꦩꦂꦥ꦳ꦫꦶꦣ꧀ Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan RI, juga disinggung oleh Puri Aksara Rajapatni bahwa Hilmar Farid dalam upaya repatriasi juga pernah melakukan kunjungan ke India dan melihat langsung keberadaan Prasasti Pucangan (Calcuta Stone).
Dikutip dari detik.com (14/11/ 2022) Farid nyatakan bahwa pihak pemerintah India tidak keberatan untuk melakukan ꦫꦺꦥꦠꦿꦶꦪꦱꦶ repatriasi Prasasti Pucangan.
Sementara itu, Dubes Sandeep, yang mulai menjabat sejak Agustus 2023 dalam teleconference itu, mengatakan bahwa yang berwenang dalam putusan ꦫꦺꦥꦠꦿꦶꦪꦱꦶ repatriasi itu adalah putusan kedua belah pihak antara India dan Indonesia.
Namun menurut Sandeep Chakravorty Pemerintah India belum ada permintaan untuk repatriasi ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶꦥꦸꦕꦔꦤ꧀ Prasasti Pucangan. Untuk itu Puri Aksara Rajapatni segera berkirim surat resmi kepada Duta Besar India untuk Indonesia mengenai repatriasi Prasasti Pucangan dengan tembusan kepada Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid.
Untuk memperkuat upaya repatriasi Prasasti Pucangan ini, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni akan terus menjalin komunikasi dengan pihak India di Surabaya. (nanang PAR).