Kota Lama Surabaya bisa Sebagai Wadah Kerjasama Heritage dan Budaya Surabaya – Belanda.
31 July 2024 | 111 kali
Fitur By : Nanang Purwono
Omahaksara.id: Surabaya (31/7/24) – ꧋ꦣꦸꦮꦧꦼꦤ꧀ꦝꦺꦫꦏꦼꦧꦁꦱꦄꦤ꧀ꦆꦤ꧀ꦝꦺꦴꦤꦺꦱꦶꦪ꧈ꦩꦺꦫꦃꦥꦸꦠꦶꦃ꧈ꦣꦤ꧀ꦧꦼꦭꦤ꧀ꦝ꧈ꦩꦺꦫꦃꦥꦸꦠꦶꦃꦧꦶꦫꦸ꧈ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦣꦶꦱꦏ꧀ꦱꦶꦣꦸꦮꦏꦼꦥꦭꦥꦼꦩꦼꦫꦶꦤ꧀ꦠꦲꦤ꧀ꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪꦣꦤ꧀ꦏꦼꦣꦸꦠꦄꦤ꧀ꦧꦼꦱꦂꦧꦼꦭꦤ꧀ꦝꦈꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀ꦆꦤ꧀ꦝꦺꦴꦤꦺꦱꦶꦪ꧉
Dua bendera kebangsaan Indonesia, Merah-Putih, dan Belanda, Merah-Putih-Biru, menjadi saksi dua kepala pemerintahan Kota Surabaya dan Kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia.
Kedua bendera ini seolah merangkum diskusi antara dua kepala pemerintahan tentang gagasan ꦏꦼꦂꦗꦱꦩ kerjasama Surabaya dan Belanda.
Ada beberapa ꦒꦒꦱꦤ꧀ gagasan. Yaitu Sister City Surabaya – Rotterdam, Penataan Air (sungai Kalimas), Revitalisasi Makam Peneleh (sudah sedang berlangsung) dan Penyelamatan serta Pemanfaatan Gedung Singa.
Pertemuan walikota Surabaya Eri Cahyadi dan Dubes Belanda Lambert Grijns pada Senin (29/7/24) dan kunjungan Lambert Grijns ke Makam Peneleh (30/7/24) adalah ꦥꦶꦤ꧀ꦠꦸꦒꦼꦂꦧꦁ pintu gerbang kerjasama Surabaya Belanda. Semua pihak terkait tentu sangat berharap gagasan persahabatan ini bisa terealisasi dan berkembang menjadi aksi nyata di kemudian hari, yang memberi manfaat bagi kedua belah pihak (mutual cooperation).
Hadirnya Kota Lama Surabaya tentu akan ꦩꦼꦤ꧀ꦝꦺꦴꦫꦺꦴꦁ mendorong terwujudnya semua gagasan kerjasama ini. Kota Lama Surabaya, khususnya zona Eropa, menjadi wadah berkiprahnya Kerjasama yang saling menguntungkan ini.
Kota Lama Surabaya harus menjadi inspirasi untuk ꦏꦼꦩꦗꦸꦮꦤ꧀ kemajuan Surabaya. Pengunjung datang ke Kota Lama tidak hanya menikmati keindahan beragam karya arsitektur kolonial, tetapi diajak terlibat untuk berpikir dan berkreasi serta berinovasi aktif dalam balutan kerjasama antar bangsa (Surabaya-Beoanda) demi kemajuan Surabaya.
Saatnya sudah tiba, melalui Kota Lama, ada kerjasama yang berbasis pada nilai nilai di Kota Lama. Yaitu kerjasama yang berbasis ꦕꦒꦂꦧꦸꦣꦪ Cagar Budaya, Sejarah dan Budaya antara Surabaya dengan Belanda. Misalnya kerjasama Sister City Surabaya Rotterdam.
Jika di Surabaya ada sungai legendaris ꦏꦭꦶꦩꦱ꧀ Kalimas. Di Rotterdam ada sungai ikonik De Maas. Maka bisa lahirlah sebuah wadah yang bernama “Surabaya-Netherlands Heritage and Cultural Cooperation” (SNHCC). Kelak Kerjasama ini menjadi pemacu kegiatan yang berkelanjutan (sustainable activity) dan visioner di Kota Lama.
Apa kata mereka tentang kabar dan ꦥꦼꦭꦸꦮꦁꦏꦼꦂꦗꦱꦩ peluang kerjasama Surabaya Belanda pasca pertemuan walikota Surabaya Eri Cahyadi dan Dubes Belanda Lambert Grijns.
Max Meijer, direktur Time Amsterdam
Pertemuan Surabaya adalah kabar baik. Kemudian ꦣꦸꦠꦧꦼꦱꦂ Duta Besar Belanda Lambert Grijns berkunjung ke proyek Peneleh “Peneleh as a Living Library “. Dia diajak berkeliling di Makam Peneleh oleh tim Begandring.
Makam Peneleh digunakan sekitar tahun 1847 hingga 1950 dan saat ini menjadi bagian dari proyek revitalisasi dan pemberdayaan akar rumput berbasis ꦩꦱꦾꦫꦏꦠ꧀ masyarakat. TiMe Amsterdam bangga menjadi mitra Belanda dalam proyek bilateral ‘Makam Peneleh as a Living Library “, yang didukung oleh DutchCulture dan Kota Surabaya.
Kunjungan tersebut sukses besar menurut ꦤꦤꦁꦥꦸꦂꦮꦤ Nanang Purwono, penggagas Peneleh as a Living Library. Kunjungan Dubes ini juga didampingi oleh Remco Vermeulen dari Badan Warisan Budaya Belanda RCE dan beberapa peserta ICAS13 (Konvensi Internasional untuk Cendekiawan Asia edisi ke-13), yang diadakan di Surabaya).
Untuk rencana kunjungan kami berikutnya ke Surabaya pada bulan Oktober 2024, kami akan melanjutkan dukungan dan kegiatan ꦥꦼꦂꦠꦸꦏꦫꦤ꧀ pertukaran pengetahuan di lokasi dengan tim Beginandring yang energik.
Desmond Koot
Dubes Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns bersama Atase Pendidikan dan ꦆꦭ꧀ꦩꦸꦥꦼꦔꦼꦠꦲꦸꦮꦤ꧀ Ilmu Pengetahuan Yvonne Klerks beserta tim menghadiri Konvensi Internasional Studi Asia (ICAS) ke-13 pada tanggal 28-30 Juli.
Surabaya adalah ꦏꦺꦴꦠꦏꦸꦚ꧀ꦕꦶ kota kunci untuk kerjasama pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan. Tim Pendidikan dan Sains bertemu dengan pejabat dari Universitas Airlangga, salah satu universitas terkemuka di Indonesia, yang menjalin hubungan kuat dengan beberapa universitas di Belanda.
Dalam kunjungannya ke Surabaya, Dubes mengikuti diskusi ꦩꦺꦗꦧꦸꦤ꧀ꦝꦂ meja bundar mengenai proyek revitalisasi Kota Tua Surabaya.
Ia juga mengunjungi ꦥꦿꦺꦴꦪꦺꦏ꧀ proyek gabungan yang sedang berlangsung antara Komunitas Lokal Begandring dan agen warisan profesional Belanda TiMe Amsterdam, “Peneleh as a Living Library “.
Pertemuan ꦏꦼꦲꦺꦴꦂꦩꦠꦤ꧀ kehormatan dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Dubes membahas proyek revitalisasi dan pengelolaan air Kalimas.
Dubes juga membuka ꦥꦩꦺꦫꦤ꧀ pameran di gedung ikonik peninggalan Belanda, De Javasche Bank, sebagai bagian dari ICAS.
Baginya, ini adalah kesempatan yang menyenangkan untuk terhubung dan berhubungan kembali dengan semua ꦥꦼꦱꦼꦂꦠ peserta.
Joëlla van Donkersgoed, kandidat PhD, meneliti Banda.
Kemarin (Minggu, 30 Juli 2024), kita berbicara tentang membuat kisah orang-orang yang dimakamkan di pemakaman Peneleh menjadi lebih terlihat: memperlihatkan wajah mereka dan ꦩꦼꦤ꧀ꦕꦼꦫꦶꦠꦏꦤ꧀ menceritakan siapa mereka. Seperti makam orang (Pietermaat) yang membangun masjid di Surabaya. Setelah kuburan dipetakan, dan Anda mengetahui nama-nama orang yang ada di sana, Anda bisa membagikan informasi tersebut kepada Belanda. Kemudian institusi (museum, perpustakaan) dan masyarakat (keluarga) dapat memberikan informasi tentang orang-orang tersebut: foto, dokumen, dll.
Saya pikir pertukaran informasi ini bisa sangat baik. Dapat membantu jika dibuatkan ꦥꦼꦂꦥꦸꦱ꧀ꦠꦏꦄꦤ꧀ perpustakaan makam: dengan wisata sejarah perempuan, wisata sejarah militer, wisata sejarah kesenian dll. (Nanang)