Kawasan Kota Eropa Surabaya Berbenah. Revitalisasi kali ini benar benar Nyata.

21 May 2024 | 126 kali
Fitur By : Nanang Purwono

Omahaksara.id: Surabaya (21/5/24) – ꧋ꦥꦼꦤꦩ꧀ꦥꦶꦭꦤ꧀ꦏꦮꦱꦤ꧀ꦚꦩꦸꦭꦻꦣꦫꦶꦠꦿꦺꦴꦠꦺꦴꦮꦂ꧈ꦥꦼꦤꦺꦫꦔꦤ꧀ꦗꦭꦤ꧀ꦈꦩꦸꦩ꧀‌ꦗꦭꦤ꧀ꦗꦭꦤ꧀‌ꦒꦼꦣꦸꦁꦒꦼꦣꦸꦁ꧈ꦒꦺꦴꦫꦺꦴꦁꦒꦺꦴꦫꦺꦴꦁ꧈ꦠꦩꦤ꧀ꦏꦺꦴꦠꦣꦤ꧀ꦥꦥꦤ꧀ꦤꦩꦗꦭꦤ꧀ꦧꦼꦫꦸꦧꦃ꧉ꦤꦩꦸꦤ꧀‌ꦱꦼꦩꦸꦮꦚꦩꦱꦶꦃꦥꦣꦠꦠꦫꦤ꧀ꦥꦼꦫꦸꦧꦲꦤ꧀ꦝꦤ꧀ꦥꦼꦂꦧꦻꦏꦤ꧀ꦥ꦳ꦶꦱꦶꦏ꧀꧈ꦠꦼꦂꦩꦱꦸꦏ꧀ꦲꦣꦶꦂꦚꦩꦺꦴꦤꦸꦩꦺꦤ꧀ꦩꦺꦴꦧꦶꦭ꧀ꦩꦭ꧀ꦭꦧꦶ

Penampilan kawasannya mulai dari trotoar, Penerangan Jalan Umum, jalan jalan, gedung gedung, gorong gorong, taman kota dan papan nama jalan berubah. Namun, semuanya masih pada tataran perubahan dan perbaikan fisik. Termasuk hadirnya Monumen mobil Mallaby.

Mobil Mallaby menjadi pertanda sejarah kota, tapi sejarah pertempuran yang terjadi pada tahun 1945. Yaitu tentang peristiwa tewasnya Brigadir AWS Mallaby.

Peristiwa ini memang penting dikenang karena peristiwa itu menunjukkan ꦏꦼꦧꦼꦫꦤꦶꦪꦤ꧀ keberanian arek arek Surabaya, meski peristiwa tewasnya Mallaby masih kontroversi. Apakah ia terbunuh oleh keberanian arek arek Surabaya atau menjadi korban senjata makan tuan?

Sejarah Kota Eropa di kawasan ꦗꦼꦩ꧀ꦧꦠꦤ꧀ꦩꦺꦫꦃ Jembatan Merah tidak sekedar sejarah perang yang terjadi pada 1945. Tetapi sejarah peradaban kota dimana di kawasan ini pernah bermukim bangsa Eropa. Tidak hanya bangsa Belanda, tapi juga ada Jerman, Perancis dan lainnya.

Untuk menandai sifat Eropa, di kawasan ini sudah dipasang papan nama jalan yang selain tertulis nama baru, seperti jalan Jembatan Merah, juga dituliskan nama Belandanya. Contohnya Willemkade.

Pada Minggu pagi, 19 Mei 2024, media ini, omahaksara.id melihat progress revitalisasi sebelum diresmikan pada saat Hari Jadi Kota Surabaya. Pekerjaan sedang berprogres.

Di mulut ꦗꦼꦩ꧀ꦧꦠꦤ꧀ꦩꦺꦫꦃ Jembatan Merah sisi barat dan persis di ujung utara jalan Jembatan Merah sudah terpasang tiang papan nama jalan. Pada satu penampang papan nama jalan itu tertulis Jl. Jembatan Merah, yang di bawahnya tertulis dalam bahasa Belanda, Willemkade. Pun demikian di ujung jalan Gelatik ketika disitu ada petugas perbaikan kabel. Pada papan nama jalan itu tertulis Jalan Gelatik yang dibawahnya tertulis dalam bahasa Belanda, Stadhuis Steeg.

Di kedua titik itu: Jalan Jembatan Merah dan ꦗꦭꦤ꧀ꦒꦼꦭꦠꦶꦏ꧀ jalan Gelatik, media ini menanyakan nama jalan yang berbahasa Belanda: Willemskade dan Stadhuis Steeg kepada warga yang berada di lokasi. Mereka tidak mengerti apa itu yang ditulis dalam bahasa Belanda. Mereka hanya mengatakan: “itu nama jalan dulu”.

Benar sekali bahwa Willemskade dan Stadhuis Steeg adalah nama lama dari jalan Jembatan Merah dan Jalan Gelatik.

Papan nama ini secara fisik baik, estetik dan serasi dengan kondisi lingkungan setelah ꦣꦶꦫꦺꦮ꦳ꦶꦠꦭꦶꦱꦱꦶ direvitalisasi. Fisiknya sudah menyesuaikan dengan model model tiang masa lalu. Secara fisik sudah serasi dengan lingkungan. Indah. Tapi tidak memberikan informasi tentang sejarah tentang kota Eropa itu.

Menurut A Hermas Thony, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, yang juga mengetahui kondisi lapangan menyayangkan ketika perubahan fisik yang semakin bagus kurang bisa memberikan ꦆꦤ꧀ꦥ꦳ꦺꦴꦂꦩꦱꦶ informasi sejarah masa lalu terkait dengan sejarah kota Eropa.

“Sayang ya. Kawasan itu kan Kawasan Eropa, mestinya bisa memberikan informasi yang edukatif dan informatif tentang kawasan itu ketika masih menjadi Kampung Eropa”, keluh AH Thony yang selalu mengikuti proses revitalisasi itu.

Padahal nama nama jalan di era ꦲꦶꦤ꧀ꦝꦶꦪꦧꦼꦭꦤ꧀ꦝ Hindia Belanda, semuanya mengandung arti dan menunjukkan adanya fasilitas dan utilitas kota. Fasilitas dan utilitas kota itu menunjukkan peradaban Surabaya dan sekaligus perkembangan kota Surabaya.

Di kawasan ꦏꦺꦴꦠꦠꦸꦮꦯꦸꦫꦨꦪ Kota Tua Surabaya yang secara fisik pernah dibatasi oleh tembok kota sehingga kota Surabaya dikatakan sebagai Walled Town (Kota Bertembok), di dalamnya itu pernah ada Balai Kota, Gereja, Taman Kota, Rumah Sakit, Pabrik, Duane, Rumah Kos Kosan, Kediaman Pejabat Kota, Sekolah dan Bank.

Semua fasilitas Kota itu sudah lengkap dan sangat terstruktur sebagai sebuah kota pada abad 18 dan 19.

Pertanyaannya adalah apakah sudah ada informasi penting terkait dengan sejarah Kota Eropa pada penataan Kawasan Kota Eropa yang sekarang sedang berlangsung?

Kota Surabaya pada abad 18 sudah menjadi kota modern yang ꦱꦼꦫꦸꦥ serupa seperti kota kota di negeri Belanda.

“Oh, iya ta mas. Di kawasan ini pernah ada Balai Kota dan Gereja?”, tanya petugas yang sedang merapikan kabel di atas trotoar ꦗꦭꦤ꧀ꦫꦗꦮꦭꦶ jalan Rajawali. Ternyata meskipun sudah ada nama Belanda pada papan nama jalan, warga belum atau bahkan tidak mengerti bahwa kawasan itu adalah kawasan kota Belanda pada zaman dahulu. (nanang PAR)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *