Inskripsi Aksara Jawa di ꦒꦥꦸꦫꦱꦸꦤꦤ꧀ꦄꦩ꧀ꦥꦺꦭ꧀ Gapura Sunan Ampel Bisa Menjadi Dasar Pengembangan Aksara Jawa di Surabaya.

24 December 2023 | 63 kali
Sejarah By : Nanang Purwono

Omahaksara.id: Surabaya (24/12/23) – Ada diskusi menarik di akhir kegiatan membatik di Yayasan Muslim Surabaya pada Minggu siang, 24/12/23. Yaitu tentang adanya sumber ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶꦧꦼꦫꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ prasasti beraksara Jawa di Surabaya. Apa dan dimana itu? Jawabannya adalah prasasti. Setidaknya ada dua. Satu adalah ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶꦩꦱ꧀ꦗꦶꦣ꧀ꦏꦼꦩꦪꦺꦴꦫꦤ꧀ Prasasti Masjid Kemayoran yang berangka 1772-1776 S (kisaran 1848 M). Lainnya adalah ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶꦒꦥꦸꦫꦩꦸꦁꦒꦃ Prasasti Gapura Munggah (Sunan Ampel), ya g diduga dari abad 15 M

Keberadaan kedua prasasti ini otentik dan in-situ. ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶꦩꦱ꧀ꦗꦶꦣ꧀ꦏꦼꦩꦪꦺꦴꦫꦤ꧀ Prasasti Masjid Kemayoran telah teridentifikasi. Maknanya jelas. Dalam bahasa Jawa latin artinya adalah:

Prasasti Masjid Kemayoran. Foto: nanang PAR/omahaksara.id

‘Puniko sih peparinganipun Kanjeng Gubernemen Landa dhumateng sarupining bangsa Islam, kala pinaringaken wau duk nalika panjenenganipun Kanjeng Tuwan ingkang wicaksono Jan Jacob Ruchussen, Gubernur Jendral ing tanah Nederlan Hindia; Mister Daniel Franscois Willem Pietermaat, Residen ing Surapringgo; Radyan (Raden) Tumenggung Kramajoyodirono, bupati ing negari Surapringga. Kala kayasa pinuju warsa: 1772-1776  kang sampun ayasa Van Willem Bartulumeus War De Nar”.

Dalam tahun ꦩꦱꦺꦲꦶ masehi, penanggalan itu merujuk tahun 1848, sebagaimana diberitakan oleh koran Soerabaiasch Handelsblad tertanggal 18 Juli 1934, yang memberitakan bahwa masjid ini dilebarkan setelah 86 tahun  ꦥꦼꦩ꧀ꦧꦔꦸꦤꦤ꧀ꦩꦱ꧀ꦗꦶꦣ꧀   pembangunan masjid. 

Angka tahun 1934 dikurangi (- 86 tahun) sama dengan 1848. Jika prasasti itu dibuat pada saa tꦥꦼꦩ꧀ꦧꦔꦸꦤꦤ꧀ꦩꦱ꧀ꦗꦶꦣ꧀ pembangunan masjid atau pada kisaran tahun itu, maka prasasti itu mulai ada pada tahun kisaran 1848. Berarti usianya pada tahun 2023 adalah 175 tahun, dengan perhitungan 2023 – 1848 = 175.

Bagaimana dengan ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶꦒꦥꦸꦫꦩꦸꦁꦒꦃ Prasasti Gapura Munggah, salah satu dari ꦭꦶꦩꦒꦥꦸꦫ lima gapura di komplek Sunan Ampel? 

Prasasti Gapura Munggah di Ampel Suci. Foto: nanang PAR/omahaksara.id

Diduga gapura ini lebih tua dari Prasasti Masjid Kemayoran. Keberadaan gapura gapura di komplek Sunan Ampel diduga dibangun setelah wafatnya Sunan Ampel pada pertengahan abad 15 M. Jika dibangun pada tahun itu (1460-an) atau beberapa tahun setelahnya, maka usia gapura itu sekitar 560 tahun. Secara bersamaan satu paket pembangunan gapura termasuk struktur kayu penyangga atap yang bertuliskan Aksara Jawa.

Bagian aksara Jawa sisi kiri. Foto: nanang PAR/omahaksara.id

Aksara Jawa, yang usianya setara dengan usia gapura, berarti berusia 560 tahun ! Sangat tua sekali. Maka sangat layak dan masuk akal bila Aksara Jawa ini menjadi ꦎꦧ꧀ꦗꦺꦏ꧀ꦥꦼꦤꦼꦭꦶꦠꦶꦪꦤ꧀ objek penelitian untuk mengenal bagaimana dan jenis tulisan apa, yang sudah dipakai sejak pertengahan abad 15. 

Bagian aksara siai kanan. Foto: nanang PAR/omahaksara.id

Secara fisik goresan pada ꦧ꧀ꦭꦤ꧀ꦝꦂ blandar kayu jati penopang sudah aus tapi bisa terbaca. Pertama kali dibaca pada 2018 oleh petugas BPCB ꦠꦿꦺꦴꦮꦸꦭꦤ꧀ Trowulan bahwa prasasti ini berbunyi:

Adhanawalewa Wawadha Arangu Asasawapa”.

Secara bebas artinya adalah barang siapa melewati gerbang ini, Insya Allah mereka akan selamat. 

Jadi, di sini ada unsur doa bagi siapapun para peziarah yang masuk ke masjid maupun yang  datang ke makam Sunan Ampel.

Gapura Munggah menghadap ke selatan ke arah jalan Sasak. Foto: nanang PAR/omahaksara.id

Dari data ꦄꦂꦏꦺꦪꦺꦴꦭꦺꦴꦒꦶꦱ꧀ arkeologis sementara, Prasasti Gapura Munggah dengan Aksara Jawa adakah yang tertua di Surabaya. Jika Prasasti ini bisa menjadi dasar potensi hadirnya ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮꦒꦪꦯꦸꦫꦨꦪ  Aksara Jawa Gaya Surabaya, maka ini puang bagi ahli aksara untuk melakukan penelitian demi pengembangan Aksara Jawa. (nanang PAR).

 .

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *