Surabaya Bertambah ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa
28 December 2023 | 77 kali
Fitur By : Nanang Purwono
Omahaksara.id: Surabaya (28/12/23) – Bertambah lagi tiga kantor pemerintah kota Surabaya, yang menggunakan tulisan ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa sebagai penamaan kantor. Dua adalah kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembqngan Pembangunan Kota (Bappeko) ꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪ Kota Surabaya dan satunya lagi kantor Kelurahan Peneleh.
Bisa jadi ada kantor kantor pemerintah lainnya yang sudah memasang tetapi belum terekspos media ini. Pemasangan ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa memang tidak serentak. Tetapi lambat laun pemasangan itu akan merata di seluruh wilayah kota Surabaya.
Namun demikian penggunaan ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa ini belum bisa dijadikan tolok ukur keberhasilan. Menurut Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur, Endah Budi Heryani, S.S, M.M. bahwa kita harus menuju langkah selanjutnya dan harus secara terus menerus melakuka nꦥꦼꦂ ꦭꦶꦤ꧀ꦝꦸꦔꦤ꧀ perlindungan, ꦥꦼꦔꦼꦩ꧀ꦧꦔꦤ꧀ pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan terkait aksara jawa.
Entah disadari atau tidak bahwa pemasangan aksara Jawa di kantor kantor pemerintah kota Surabaya bersifat Top Down, berupa perintah dari atas ke bawah. Pemasangan itu masih bersifat menggugurkan suatu ꦏꦼꦮꦗꦶꦧꦤ꧀ kewajiban.
Akibatnya, ada sebagian penulisan aksara Jawa yang salah. Maklum kebanyakan pihak belum mengerti tata tulis ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa, meski ada daftar penulisan seluruh nama nama kantor dalam Aksara Jawa, yang telah dikonsultasikan kepada ahli ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ aksara Jawa.
Menyadari itu, perlu ada keberlanjutan pasca pemasangan Aksara Jawa. ꦱꦺꦏꦿꦼꦠꦫꦶꦱ꧀ꦝꦌꦫꦃ Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya, Iksan, pernah berpesan agar ada kegiatan belajar menulis dan membaca Aksara Jawa baik di sekolah maupun luar sekolah.
Menurut pengajar bahasa Jawa di SMKN 7 Surabaya, ꦒꦶꦤꦚ꧀ꦗꦂꦮꦶꦗꦪ Ginanjar Wijaya S.Pd, bahwa masyarakat menyambut baik dengan digunakannya kembali Aksara Jawa untuk tata tulis nama instansi.
“Semoga ini bisa berkembang penerapan penulisan aksara jawa di tempat lain, misal pada nama jalan nama kelurahan gapura desa dan lain lain”, kata Ginanjar yang juga tergabung dalam komunitas budaya ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni Surabaya.
Sementara itu menurut Asyikul Hasan, mahasiswa Unesa, penggunaan aksara Jawa di kantor kantor pemerintah sangat berdampak baginya karena semakin mendorong dirinya belajar menulis dan membaca Aksara Jawa.
“Itu, juga suatu dorongan sekaligus ajakan bagi masyarakat untuk mulai belajar dan melestarikan Aksara Jawa”, tambah Asyikul.
Berangkat dari pemikiran di atas maka hadirlah komunitas budaya ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni sebagai wadah belajar menulis dan membaca Aksara Jawa yang diawali dari yang mudah dan praktis.
Para pengajar aksara Jawa adalah aktivis profesional dan guru Aksara Jawa yang, meluangkan waktunya demi pelestarian aksara Jawa yang selama ini sudah sangat masif menggeser ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ Aksara Nusantara, termasuk Aksara Jawa.
Kegiatan komunitas ini dalam rangka mempersiapkan publik untuk belajar aksara Jawa sehingga ada gerakan yang muncul dari bawah.
“Kegiatan ini untuk mengimbangi ꦏꦼꦧꦶꦗꦏꦤ꧀ kebijakan pemerintah kota Surabaya yang bergerak dari atas ke bawah. Jadi kita bergerak dari bawah ke atas atau bottom up”, jelas Nanang Purwono, Ketua Rajapatni.
Karenanya setelah ꦥꦼꦤ꧀ꦝꦶꦫꦶꦪꦤ꧀ pendirian Rajapatni pada Jumat malam, 22 Desember 2023, Rajapatni bekerja sama dengan Yayasan Muslim Surabaya menggela rꦥꦼꦭꦠꦶꦲꦤ꧀ pelatihan membatik dengan memasukkan unsur aksara Jawa.
“Insyaallah, ke depan dengan menggandeng beberapa pihak terkait, Rajapatni akan menggelar ragam kegiatan budaya yang terkait dengan upaya pengembangan Aksara Jawa”, pungkasnya. (nanang PAR)